Unaaha, Akalami – Di bagian tenggara Pulau Sulawesi terhampar sebuah provinsi yang kaya akan keindahan alam dan kearifan lokal, disebut Sulawesi Tenggara atau lebih akrab disingkat SULTRA. Ibukota provinsi ini adalah Kendari yang menjadi saksi perkembangan ekonomi, budaya, dan sejarah memikat dari salah satu destinasi wisata di Indonesia.
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kenali beberapa poin penting terlebih dahulu mengenai Sulawesi Tenggara. Sebelum menjadi Daerah Otonom pada tahun 1964, Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari wilayah Administratif Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara, atau yang biasa disebut SULSELTRA. Pada masa itu, ibukota kabupaten berada di Bau-Bau, tepatnya di Pulau Buton.
Secara geografis, Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, dengan koordinat geografis antara 02°45′ – 06°15′ Lintang Selatan dan 120°45′ – 124°30′ Bujur Timur. Luas daratannya mencapai 38.140 km², sementara wilayah perairan mencapai 110.000 km².
Daftar Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tenggara meliputi Bombana, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Kepulauan, Konawe Selatan, Konawe Utara, Muna, Muna Barat, Wakatobi, serta Kota Baubau dan Kota Kendari.
Kendari Sebagai Ibukota Provinsi
Sejarah panjang Kendari dapat ditelusuri hingga tahun 1831, ketika seorang penemu, penulis, dan pembuat peta pertama tentang Kendari, yaitu Vosmaer (Berkebangsaan Belanda), menorehkan jejak pertamanya. Kota ini resmi diakui sebagai kotamadya melalui UU RI No. 6 Tahun 1995 pada tanggal 27 September 1995.
Dengan luas wilayah sekitar 271,8 km², Kendari menampilkan topografi dataran berbukit yang dibelah oleh sungai-sungai mengalir ke Teluk Kendari. Keberadaan Teluk Kendari membawa kekayaan hasil laut, memperkuat perekonomian kota ini.
Letak geografis yang strategis di antara 3º54’30” – 4º3’11” Lintang Selatan dan 122º23′ – 122º39′ Bujur Timur membuat Kendari menjadi pusat strategi di wilayah tersebut. Kota ini dibatasi oleh keindahan alam, berbatasan dengan Kecamatan Soropia di utara, Laut Banda di timur, Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda di selatan, serta Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Sampara di barat.
Dikenal dengan julukan “Kota Lulo,” Kendari menjadi magnet bagi penduduk lokal dan wisatawan yang ingin merasakan keindahan alam Sulawesi Tenggara. Dengan sejarah yang kaya, lingkungan yang indah, dan kehidupan kota yang berkembang, Kendari layak dijadikan destinasi menarik di Indonesia.
Warisan Budaya dan Rumah Adat
Sebelum menuju pembahasan seputar rumah adat di Sulawesi Tenggara, penting untuk dicatat bahwa artikel ini disusun dengan tujuan untuk memberi informasi yang benar-benar akurat dan bukan hasil asal-asalan kepada pembaca. Oleh sebab itu pula, gambar atau foto rumah adat akan ditampilkan setelah dipastikan keasliannya.
Rumah Adat Banua Tada merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya suku Buton, menjadi bukti eksistensi Islam di wilayah Buton melalui ornamen khas dengan ukiran bahasa Arab.
Sejarahnya terkait dengan pembangunan pada masa pemerintahan Raja Buton pertama, Wa Kaa Kaa. Rumah ini terbagi menjadi Malige atau Kamali (istana raja), Tare Pata Pale (rumah pejabat), dan Tare Talu Pale (rumah masyarakat biasa).
Bahan bangunan rumah adat ini mencakup kayu berkualitas tinggi seperti nangka, jati, dan bayam. Tanpa menggunakan paku, rumah ini dibangun dengan susunan batu pipih tanpa perekat. Atapnya dibalut daun rumbia atau nipah, sementara lantainya menggunakan bambu yang direndam air garam.
Meski mengalami pengaruh perubahan zaman, rumah adat Banua Tada tetap mempertahankan kekayaan sejarah dan budayanya.
Rumah Adat Laika Taba suku Tolaki di Sulawesi Tenggara bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga simbol filosofis yang kaya makna. Simetri dan asimetri pada bagian depan rumah mencerminkan dinamika dan formalitas masyarakat Tolaki.
Menganalogikan seperti tubuh pada manusia, bagian depan sebagai dada dan perut, loteng sebagai punggung, dan atap sebagai rambut atau bulu yang menciptakan hubungan harmonis antara rumah Laika serta tubuh manusia.
Rumah Adat Mekongga adalah peninggalan bersejarah di Sulawesi Tenggara, menjadi destinasi wisata yang memukau.
Bentuknya mirip rumah panggung tanpa sekat, tinggi bangunan mencapai 60-70 kaki di atas tanah. Anak tangga dengan filosofi helai bulu sayap burung Kongga memberikan makna mendalam.
Meski telah mengalami pemugaran, Rumah Adat Mekongga tetap mempertahankan ciri khasnya, menawarkan pengalaman berwisata yang autentik.
Bharugano Wuna adalah rumah adat suku Muna, mencerminkan kekayaan budaya yang perlu dilestarikan.
Dibangun dengan bahan-bahan alami seperti kayu dan batu, atapnya bergaya perahu, dan setiap elemen bangunan memiliki fungsi filosofis.
Keberadaan rumah adat suku Muna ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan identitas masyarakat Muna.
Potensi Pariwisata
Sulawesi Tenggara bukan hanya dikenal dengan kekayaan budayanya, tetapi juga potensi pariwisata alam yang memukau. Berikut beberapa destinasi wisata alam yang tidak boleh terlewatkan apabila kamu berkunjung ke bumi Anoa:
No. | Nama Tempat | Kategori |
---|---|---|
1 | Pantai Nirwana | Pantai |
2 | Pulau Labengki | Pulau |
3 | Air Terjun Moramo | Air Terjun |
4 | Pulau Bokori | Pulau, Pantai |
5 | Taman Nasional Wakatobi | Taman Nasional, Pulau |
6 | Anoa Outdoor Adventures | Pantai |
7 | Sungai Tamborasi | Perairan |
8 | Pantai Katembe | Pantai |
9 | Pantai Taipa | Pantai |
10 | Danau Napabale | Perairan |
11 | Pantai Toronipa | Pantai |
12 | Pantai Huntete | Pantai |
13 | Air Terjun Tumburano | Air Terjun |
14 | Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai | Taman Nasional |
15 | Pantai Walengkabola | Pantai |
16 | Pulau Hari | Pulau |
17 | Pulau Towea | Pulau |
18 | Hutan Lambusango | Area Wisata Alam dan Taman Margasatwa, Hutan |
19 | Pantai One Mbiha | Pantai |
20 | Pantai Taduno | Pantai |
21 | Pulau Labengki Kecil | Pulau |
22 | Pantai Nambo | Pantai |
23 | Pulau Kapota | Pulau |
24 | Tanjung Pemali | Pantai |
25 | Pulau Sagori | Pulau |
26 | Pulau Senja | Pulau |
Sulawesi Tenggara terus berbenah diri untuk menjadi destinasi unggulan pariwisata di Indonesia. Dengan segudang kekayaan budaya dan alam yang dimilikinya, provinsi ini menjanjikan pengalaman wisata tak terlupakan bagi siapa pun yang datang mengunjunginya.
Baca Juga: 25 Wisata Bahari di Sulawesi Tenggara Paling Hits di 2024